Karya
Elva Irawati
siswa MAN Pangkalan Balai
Dari kejauhan MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALAN BALAI terlihat seorang wanita cantik Brassisca Mayes Saputri sedang mengejar sesuatu, dilewatinya koridor sekolah yang cukup panjang. Nafas yang tergesah– gesah, wajah tampak pucat pasi. Dihentikannya langkah yang membuatnya lelah itu tepat di sebuah pintu kelas XII SAINT TWO COMMUNITY. Perlahan – lahan ia membuka pintu tersebut, dilihatnya para murid duduk dengan tenang memegang selembar kertas soal dan sebuah pena ditangan mereka.
“ Terlambat lagi kau MAYES. “ tegur guru matematikanya.
“Ma..maaf bu, Mayes telat lagi, tapi Mayes janji lain kali Mayes akan datang tepat waktu, bahkan lebih awal”. Bela Mayes.
“Sudah berapa kali kau berjanji Mayes, tapi lihat apakah kau sudah dapat menepatinya, ibu sudah bosan mendengar janji-janji palsumu, sekarang ibu minta kau keluar dan tidak usah mengikuti ulangan kali ini “
“Tapi bu, Mayes ingin ikut ulangan, Mayes mohon boleh ya bu...” pinta Mayes
“Sekali tidak tetap tidak, MENGERTIII” bentak ibu guru
Pintu kelas telah ditutup rapat oleh Ibu LISLIANA yang terkenal dengan kedisiplinannya yang ketat. Mayes berjalan lemas sambil menggigit jari telunjuknya, berjalan menuju halaman belakang sekolah, duduk terlemas bagai orang jatuh tertimpa tangga. Mayes terdiam membisu, tapi tiba – tiba ia tersenyum manis, dibenaknya tersirat pemikiran yang membuatnya senang.
“Ngapain coba gue meratapi nasib yang gak penting kaya gini, mending gue ke kantin gosip deh sama pak de, hihihi..”
Mayes melangkah perlahan-lahan sambil tersenyum, dilewatinya cermin toilet wanita, Mayes berhenti sejenak melihat dirinya dalam cermin untuk merapikan pakaiannya yang sedikit lusuh dan wajahnya yang muram dihilangkan dengan senyuman yang manis. Mayes berjalan lagi melanjutkan tujuan awalnya. Dari kejauhan terlihat tulisan papan kantin “ SOBAT PAK DE “. Mayes menghentikan langkahnya tepat didepan kantin tersebut.
“ kenapa lagi yes, kok wajahnya murung gitu, emm... hari rabu jam pertama gak masuk pasti bu Lis kan..?? hahaha…” tebak pak de’
“Udah tau nanya, eh..pakek ngeledek lagi, paayaaah nih pak de” jawab Mayes
“Iya deh pak de minta maaf, mendingan Mayes sarapan sobat dulu, pasti laperkan, mumpung masih hangat nih..” tawar pak de
“ Gak deh pak de Mayes masih kenyang, dirumah Mayes udah sarapan nasgornya bibi “
“Ya sudah sekarang Mayes maunya apa dong ???”
“Duduk aja deh pak de menghilangkan stress’’
“Ya sudah, pak de tinggal dulu ya mau ngeracik bahan-bahan soto babatnya.”
Mayes kembali duduk termenung sambil menggigit jari telunjuknya yang sudah menjadi kebiasaan lamanya. Matanya melihat kesekeliling lingkungan sekolahnya yang sangat asri dan hening. Tapi tiba-tiba sekilas ia melihat seorang cowok bertubuh tinggi profesional, berkulit sawo matang, berkaca mata, yang sebelumnya belum pernah melihat ada di lingkungan sekolahnya. Dibenaknya Mayes bertanya – tanya siapakah cowok yang dia lihat, apakah murid baru, apa hanya khayalannya saja ???
“Teeeeeeeeetth”, bunyi bel memecah lamunan Mayes, menandakan jam pelajaran pertama usai.
Mayes cepat-cepat berlari menuju kelasnya dan meninggalkan kantin tercintanya itu. Dilihat kelasnya yang ricuh sambil mendengarkan celotehan para teman-teman kelasnya membicarakan tentang soal-soal ulangan matematika yang sangat rumit dan menyebalkan itu, apalagi gurunya yang mengawas tidak pernah mengedipkan matanya. Dan otomatis jangan ada yang mengharapkan bisa menggerakkan tubuh dan kepalanya untuk mencari jawaban kemurid lainnya. Dalam benak Mayes dia merasa senang sekaligus sedih karena tidak dapat mengikuti ulangan. Tiba-tiba guru fisika pak Lusi datang, anak-anak lekas kembali ketempat duduknya masing-masing.
“Anak – anak hari ini kita kedatangan teman baru dari Bandung, silahkan masuk nak..”
Dilangkahkan kakinya murid baru itu dengan perlahan, lalu berdiri tepat didepan para murid. Murid satu kelas terdiam apalagi murid wanitanya yang kebetulan karena murid barunya adalah cowok. Mayes melihat tanpa berkedip dalam hatinya berkata “ cowok ini kan yang gue lihat tadi, berarti gue tadi bukan ngayal dong, hahahaha”
“ Ayo nak perkenalkan dirimu di depan para teman-teman kelas.”
“Nama saya BAGUS BAYU NINGRAT, panggilan Bayu, saya pindahan dari Bandung, Jawa Barat dan saya mohon bantuan dari teman – teman sekalian untuk membimbing saya disekolah yang masih asing untuk saya ini.”
“Ok, sekarang Bayu boleh duduk dibangku yang kosong itu” perintah pak Lusi
“Terima kasih pak”
Bayu berjalan menuju bangku yang kosong tepat disamping kanan bangku Mayes. Bayu duduk tenang memperhatikan pelajaran pak Lusi yang akan dimulai sedangkan Mayes masih memperhatikan wajah Bayu yang dilihat sangat tampan itu. Tiba-tiba Bayu menolehkan wajahnya kepada Mayes dengan melemparkan senyum manis tapi tajam. Mayes merasa tersipu malu dan ia membalas senyuman dari Bayu. Mayes lekas memperhatikan pelajaran fisika yang sedang dimulai karena ia khawatir apabila tidak memperhatikan Mayes akan tertinggal materi pelajaran karena pelajaran fisika dianggap pelajaran yang paling sulit apalagi ujian nasional ada di depan mata. Pelajaran berjalan lancar tidak terasa dua jam terlewati. “ Teeeeth” bel menandakan jam pelajaran ke 3 berakhir. Waktu istirahat tiba para murid bergegas meninggalkan kelas untuk menyerbu kantin sekolah, dikelas hanya ada Mayes dan Bayu, kelas terasa hening, tiba – tiba dari luar terdengar suara wanita memanggil nama Mayes, namanya BRENDA dia sahabat baik Mayes dari kelas X .
“ Mayesku cayang kita ke pak de yuk..” ajak Brenda
“Emmm.... tapi gue males nih. Tadi gue juga udah kesana pas jam pertama..”
“ Pasti loe telat lagi kan. Makanya yes alarm itu dipasang pas samping telinga loe, biar kedengaran !!!!”
“ Iya baweeeeeeeeeeel..”
“ Btw nih cowok siapa yes, kok gue baru lihat, anak baru yah..??”
“ Iya, namanya....”
“ eiitzz biar gue kenalan sendiri, tunggu yah cayang..”
Brenda bergegas meninggalkan Mayes dan mendekati Bayu, tapi tiba-tiba Bayu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar kelas sambil melewati Brenda yang berada didepannya dengan wajah datar.
“Gila tuh cowok sombong amat, gue secantik ini dilewatin, emmm.... nyesel loe ntar, liat aja..” marah Brenda
“Sabar buuk... akakakakak..”
“Uhhh kok ketawa sih bukannya belain... dah ah gue mau balik ke kelas gue aja..”
“Heeeemmmm.. gitu aja marah, ntar pulang bareng gak ??
“ Yaiyalah, sekalian gue maen kerumah loe yah, hehehe “
“Iya deh, ntar ngambek lagi, tunggu di pak de yah”
“Ok, cayaaaang.....”
Tidak terasa jam pelajaran sekolah telah berakhir, para murid rusuh bergerombolan didepan koridor sekolah. Mayes bergegas menuju kantin pak de untuk menjemput sahabatnya yang bawel dan tukang ngambek itu. Tiba-tiba dari kejauhan ada yang memanggil namanya, dilihatnya, ternyata Bayu anak baru itu. Mayes menghentikan langkahnya dan sambil menunggu Bayu yang sedang ingin menghampirinya.
“Ada apa Bay ???” tanya Mayes ramah
“ Gue boleh minjem catatan matematika loe gak ...?” pinta Bayu
“Ooh boleh kok..... bentar ya gue ambil dulu..nih !”
“thanks ya, besok dah gue balikin kok, gue balik duluan yah’’
“Ooh iya sama-sama..”
Bayu meningggalkan Mayes yang terlihat bengong tak percaya kalau ada seseorang seperti malaikat menghampirinya. . Tiba – tiba ia teringat akan Brenda yang telah menunggunya untuk pulang bareng ke rumah Mayes. Setelah Mayes menemui Brenda, mereka langsung menuju halaman parkir untuk mengendarai Honda Jazz berwarna biru untuk pulang kerumah Mayes. Setelah tiba dirumah Mayes, mereka melihat keadaan yang sangat sepi dan begitu hening, karena orang tua Mayes sedang bekerja dan dirumah hanya ada bibi saja yang menemani Mayes.
“ bibiiik...” panggil Mayes
“Iya sayang .” jawab bibi
“Hai... bibiku yang lucu..” sapa Brenda
“ Eh,, ada non Brenda yang suka baweeel” jawab bibi
“Emm bibi dipuji malah ngeledek ..”
“Makan dulu yuk non.. “ ajak bibi.
Mayes dan Brenda beranjak ke ruang makan dan melihat masakan bibi yang begitu lezat. Sehingga mereka merasa sangat lapar. Setelah makan bersama Mayes dan Brenda bergegas naik lantai atas ke kamar Mayes yang semua barang-barangnya berwarna biru beserta cat dindingnya karena Mayes pecinta warna biru. Mereka langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur Mayes yang empuk itu sambil menarik nafas panjang. Tidak terasa awan yang begitu cerah kini berubah menjadi kelam. Brenda lekas berpamitan dengan Mayes dan bibi untuk pulang.
“ Gue pulang dulu ya cayaaang, bi Brenda pulang yah..”
“Iya Brenda, ati-ati” jawab Mayes
“ Oce boz. Sipp “
Mayes beranjak ke kamar dan mandi karena tidak sempat mandi lagi tadi ketika bersama Brenda. Selesainya Mayes membongkar tasnya yang berwarna biru untuk melihat apakah ada tugas yang diberikan guru. Haaaa dengan tawanya dia berkata gak ada PR berarti Mayes bisa tidur lebih awal dan bisa membuktikan kepada ibu LIS untuk datang on time. Ditarik selimut tebalnya perlahan ia menutup mata dan tertidur pulas tanpa ada beban sedikitpun dibenaknya.
Cuaca yang awalnya gelap kini telah cerah yang dilimuti oleh embun pagi yang sangat sejuk. Mayes beranjak dari tempat tidur lalu bergegas take a bath and prepare go to school. Setelah usai semuanya, Mayes mengendarai mobilnya dan menikmati suasana pagi dijalan menuju sekolahnya. “MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALAN BALAI “ tertulis jelas di atas gerbang sekolah nama sekolah Mayes. Tepat pada waktunya karena kali ini Mayes berusaha membuktikan kepada ibu LIS bahwa Mayes bisa datang lebih awal.
Mayes melangkahkan kakinya menuju kelas, setelah Mayes didepan pintu kelas, pandangannya tertuju pada bangku tepat di sebelah kanannya yang masih kosong. Dalam hatinya bertanya kenapa Bayu belum datang padahal 5 menit lagi udah bunyi bel masuk.
Teeeeeeetth.... bunyi bel sekolah tanda jam pelajaran pertama akan di mulai. Tiba-tiba pintu kelas yang awalnya tertutup kini terbuka, ternyata Bayu anak baru itu baru datang, dengan nafas yang tak teratur. Bayu duduk sambil mengatur nafasnya. Tetapi ada yang aneh pada wajahnya yang pucat seperti orang yang sedang sakit parah karena kehabisan darah dan tenaga. Ingin rasanya Mayes bertanya pada Bayu dan menawarkan pertolongan tapi Mayes merasa malu untuk berbicara pada Bayu.
Jam pelajaran pertama matematika berjalan lancar dengan baik tetapi mengapa kondisi Bayu belum juga membaik. Kali ini Mayes harus membuang perasaan malu nya itu, ia tidak bisa melihat Bayu dengan keadaan yang semakin memburuk ini.
“Bay loe nggak apa-apa kan?” Tanya Mayes
“Ng..gak apa-apa kok, cuma sesak dikit aja..” jawab Bayu dengan nafas yang terhengal-hengal.
“Loe yakin Bay? Tapi wajah loe pucet banget..”
“Ngak kok gue cuma capek aja..”
“Ke UKS yah..!!” ajak Mayes
“Ngak usah.., loe ngerti nggak sih, kalo gue bilang nggak usah berarti gue nggak mau..!!!” marah Bayu
Dengan wajah yang bingung Mayes memperhatikan sikap Bayu padanya, tetapi tidak lama Mayes langsung membela dirinya yang sempat terinjak-injak oleh sikap Bayu padanya.
“Loe kenapa sih Bay? Gue cuma berusaha menolong aja kok, emang salah apa gue? kalo loe gak suka nggak perlu bentak-bentak gitu kan?!? Gue jadi merasa menyesal punya niat buat nolong loe” Bela Mayes, lalu ia berlari menuju toilet wanita sambil meneteskan air matanya ia berbicara pada cermin.
“kenapa gue harus nangis? Kok gue jadi lemah gini sech, dia itu bukan siapa-siapa gue, kenapa gue jadi merasa bersalah gini sih..”
Teeeeeeeeetth..ternyata bel sekolah yang kali ini memberi pengumuman bahwa hari ini para murid diperkenankan agar melanjutkan pelajaran di rumah dikarenakan para guru akan mengadakan rapat untuk membicarakan tentang kegiatan ujian nasional. Para murid bersorak gembira mendapat pengumuman tersebut, tetapi tidak untuk Mayes yang masih menunjukkan wajah sedihnya. Tiba-tiba dari samping kanannya seorang lelaki menghampirinya sambil berjalan memegang dadanya.
“Mayes gue minta maaf ya..”
“Buat apa ? nggak ada yang perlu dimaafkan..”
“Tapi May gara-gara gue loe jadi nangis kan.. tadi anak-anak bilang ke gue.. bener deh May tadi itu gue lagi emosi, maaf ya May.. loe mau kan maafin gue ?”
Maaf yang tulus dari dalam hati Bayu sama sekali tidak ada tanggapan dari Mayes, bahkan Mayes pergi begitu saja dari hadapan Bayu dengan meninggalkan kegelisahan pada hati Bayu.
“Kenapa sih gue bego’ banget, kenapa harus Mayes yang kena imbasnya, cewe sebaik dia harus gw bentak-bentak, kenapa..?”
“Bay..” panggil Mayes dari belakang.
“May..loe ??”
“Gue maafin kok, tapi loe jangan kayak gitu lagi ya ke gue..JANJI..”
“Iya gue janji.., oh ya yes nanti malam loe mau kan dinner together with me ? sebagai tanda permintaan maaf gue.” pinta Bayu
“Hmm gimana yah ?? Ok deh, tapi gue nggak mau loe telat ya datangnya” kalo telat mungkin ini ‘pertemuan terakhir’ kita..” ancam Mayes
“ Gue harap ini bukan saat terakhir gue bisa ngeliat loe dan loe bisa ngeliat gue.”
“ Ok..deal .”
“Di Cafe Love ya..”
Malamnya Mayes sudah bersiap-siap dangan gaun berwarna biru muda kesukaannya yang cantik. Dengan perasaan yang happy karena cowok yang disukainya dari awal pertemuan, mengajak dia dinner together, apalagi diCafeLove.
Di rumah Bayu terlihat sepi hanya ada seorang pembantunya. Karena orang tuanya yang kerja diluar kota. Malam ini Bayu terlihat tampan dengan kemeja polos berwarna putih dengan jeans berwarna hitam. Di benak Bayu tujuan ia mengajak Mayes dinner, because Bayu ingin menyatakan perasaannya kepada Mayes, ternyata dari awal bertemu, Bayu merasa bahwa Mayes lah yang cocok untuknya.
Mobil CRV berwarna silver meluncur dengan cepat menuju cafe love. Di kursi depan mobil tepat disebelah Bayu ada setangkai bunga mawar merah dan sebuah cincin. Ternyata Bayu menyiapkkan dari jauh-jauh hari. Mobil Bayu pun memasuki halaman parkir. Lalu Bayu keluar mobil dengan senyum manisnya, ia berjalan melewati kerumunan para pasangan yang sedang kencan. Bayu berhenti sejenak menyiapkan mentalnya untuk menyatakan cinta pada Mayes.
Tiba – tiba Bayu diam, tak dapat membuka mulutnya, matanya terasa berat untuk melihat, tubuhnya terasa lemah ingin jatuh. Bayu hanya diam dan berusaha untuk menggapai tembok yang ada disekitarnya. Tiba- tiba bruuuuuk..Bayu terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Di rumah sakit Siti Khadijah Bayu dirawat intensive di ruang ICU tidak sadarkan diri. Bayu terlihat seperti orang yang tak bernyawa. Salah satu tangannya di infus, dengan bantuan pada hidungnya sebuah sambungan oksigen. Ternyata sudah hampir 12 tahun Bayu mengidap kelainan jantung dari umur 5 tahun, ia juga sempat dioperasi tetapi operasi itu tidak mempengaruhi agar kondisi Bayu membaik.
Diluar ruang itu seorang wanita cantik menunggu dengan gelisah, ternyata itu Mayes, ia yang membawa Bayu ke rumah sakit. Dipikiran Mayes hanya terlintas tentang penyakit Bayu yang tidak diketahuinya.
Sambil memegang bunga dan cincin yang akan diberikan Bayu pada Mayes. Mayes mengeluarkan air mata yang penuh dengan rasa kepanikan. Mayes protes terhadap yang kuasa, mengapa harus Bayu yang mengalaminya padahal Bayu adalah anak yang baik. Ia merasa Tuhan tidak adil padanya. Kenapa disaat dia telah bisa mencintai seseorang, keadaannya seperti ini, keadaan yang bisa merenggut nyawa orang yang dicintainya. Baru beberapa hari saja Mayes telah memiliki perasaan yang sama seperti Bayu. Begitu indahnya keajaiban cinta mereka, karena cinta mereka timbul tanpa kebersamaan. Bayu pendiam dan Mayes pemalu.
Dari kaca ruang ICU Mayes menatapi Bayu yang lemah tak berdaya. Mayes hanya bisa menangis, dalam hati ia berkata “ apakah siang tadi adalah pertemuan terakhirku dengannya, berbicara, tersenyum dengan Bayu. Tiba-tiba seorang suster menawarkan Mayes untuk masuk melihat Bayu di dalam, tentu saja Mayes mau dan langsung masuk menggunakan baju yang sudah di sterilisasi. Perlahan-lahan Mayes mendekati Bayu dan berusaha menggapai tangan Bayu yang pucat, sambil meneteskan air mata Mayes berkata..
“Kenapa sih Bay loe giniin gue, bangun dong Bay, ayo kita ke cafe dan dinner together. Kenapa loe melanggar janji loe sendiri, gue nggak mau kalo hari ini adalah saat terakhir gue bersama loe, gue mohon bangun Bay..!!!”
Tiba-tiba jari telunjuk Bayu bergerak, yang berarti ia telah sadarkan diri walaupun belum maksimal. Mayes lalu tersenyum bahagia dan memeluk tubuh Bayu yang masih terbaring lemah. Bayu hanya bisa tersenyum manis pada Mayes. Dengan terbata-bata Bayu berbicara pada Mayes.
“Ja...jangan nangis, gue nggak mau liat loe sedih..!!” bujuk Bayu
“Bay loe jangan pernah tinggalin gue yah…”
“Iya loe tenang aja, gue nggak akan tinggalin loe kok, gue akan tetep ada di samping loe..”
“Bener ya loe janji.”
“May, sebenernya gue mau ngomong sesuatu sama loe”
“Apa..?”
“Dari awal gue ketemu loe, gue dah ngerasa kalo gue suka sama loe.”
“Maksud loe..?”
“Loe mau nggak jadi pendamping hidup gue buat selamanya? Kita berusaha jalanin dulu kok nggak langsung ke jenjang serius itu.”
“sebenarnya gue juga sama Bay, dari awal kita ketemu gue udah ngerasa care ama loe, tapi gue malu aja kalo ada di deket loe.”
“Jadi sekarang kita jadian kan..?”
“Iya gue mau jadi pendamping loe, tapi loe janji jangan pernah tingggalin gue sendirian kayak tadi yah..”
“Iya gue janji deh.”
Tawa riang mereka berdua telah kembali. Hari semakin gelap Mayes pun memutuskan untuk pulang kerumah karena besok ia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Mayes pun berpamitan dengan Bayu dan berkata “I love you”.
Keesokan harinya disekolah Mayes menceritakan semuanya kepada sahabatnya Brenda tentang apa yang terjadi pada Bayu. Brenda ikut senang dan bercampur sedih tentang apa yang terjadi pada Bayu dan Mayes semalam. Bel sekolah pun berbunyi menandakan bahwa pelajaran pada pagi hari ini akan dimulai.
Dikelas Mayes terlihat sedikit berbeda, karena para guru berdatangan seperti ingin mengadakan rapat di kelas dan anehnya para guru mengenakan seragam berwarna hitam dengan kepala sekolah berada di barisan paling depan di antara para guru.
“Anak-anak yang ibu cintai, hari ini kita patut bersyukur kita masih dapat berkumpul disini karena ada salah seorang teman kita di kelas ini yang telah pergi ke sisi-Nya tadi malam pukul 24.00 di RS Siti Khadijah..”
Mayes merasa ada yang janggal dengan pengumuman ini, dalam benaknya apakah orang yang dimaksud tadi itu Bayu, tapi tidak mungkin karena saat itu Bayu telah sadarkan diri dan keadaannya saat itu sudah stabil dan kalau pun itu benar kenapa ia tidak memberi tahu ku semalam.
“Anal-anak hari ini ibu mengajak kalian semua untuk datang ke makamnya dan memberi doa agar ia diterima di sisi Allah SWT.” Ajak kepala sekolah.
Semua murid pun bergegas keluar kelas dan menuju masuk kedalam kendaraan yang telah disiapkan oleh sekolah. Diperjalanan Mayes masih berfikir siapakah orang yang dibicarakan dari tadi dan Mayes pun berharap kalau itu bukan Bayu orang yang ia cintai. Pemakaman pun sudah mulai terlihat dari kejauhan dan terlihat beberapa orang berkumpul sambil membawa beberapa keranjang bunga.
Mayes perlahan-lahan mendekati makam yang mereka tuju dan melihat siapa sebenarnya orang yang dimaksudkan dari tadi. Setelah terlihat oleh Mayes batu nisan yang menancap di atas makam tersebut. Mayes terdiam tak berdaya melihat bahwa yang tertulis di batu nisan adalah “BAGUS BAYU NINGRAT” Mayes tak menyangka bahwa orang yang ia cintai dan telah berjanji untuk tidak meninggalkan ia sendirian telah pergi untuk selamanya. Dipegangnya batu nisan tersebut sambil menangis, lalu tiba-tiba datang seorang wanita sambil memberikan sebuah kertas yang bertuliskan “UNTUK MAYES TERSAYANG”.
“Bayu telah bercerita banyak tentang kamu..” tegur mama Bayu.
“Tante mamanya Bayu ??” tanya adel.
“Iya, tante tahu perasaan kamu saat ini, sabar ya sayang..” jawab mama Bayu.
“Mayes juga turut berduka tante..”
Diperjalanan pulang air mata Mayes tak henti-hentinya keluar. Sesampainya dirumah Mayes pun membuka kertas yang telah diberikan oleh mamanya Bayu tadi saat di pemakaman. Perlahan-lahan ia membuka sepucuk surat dari Bayu dan membacanya yang berisikan.
“Mayes sayang mungkin saat kamu membaca surat ini, aku udah gak ada lagi disamping kamu, untuk menemani hari-hari kamu, maaf May sungguh aku nggak mau meninggalkan kamu, tapi keadaan yang telah memisahkan kita. Penyakit yang aku alami yang telah memisakan kita, tapi ini sudah takdir dari yang kuasa. Kita tidak boleh menyalahkan siapapun. Walaupun aku telah pergi jauh untuk selamanya tetapi aku akan selalu ada di sisi kamu untuk selamanya. Kamu jangan sedih terus ya, Mayes jangan khawatir semua cinta kasihku buat kamu akan selalu tersimpan, walau batu nisan kini telah memisakan dunia kita namun cintaku pada mu akan selalu bersama. Aku harap Mayes mencari pangganti aku, Mayes nggak boleh sendirian. Sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bermaksud menyakiti perasaan Mayes tapi keadaan inilah takdir kita. Jangan pernah melupakan aku ya May, karena aku akan selalu ada di samping kamu, di hatimu. Selamat tinggal my lovely
Cintamu
“Bayu”
Hati Mayes bagai tertusuk ribuan duri, dan Mayes berusaha mengikhlaskan kepergian kekasih yang sangat di cintainya dan ia pun mencoba untuk tersenyum kembali.
“Bay aku tahu kamu selalu ada di sisi aku, makasih ya udah mau ngebahagiain aku, aku akan ngerelain kepergian kamu, aku ikhlas..walaupun kemaren adalah hari terakhir kita bersama bukan berarti ini saat terakhir aku mencintaimu..”
Sambil tersenyum Mayes mengambil sebuah foto Bayu yang ada di atas meja belajarnya dan berkata “ini bukanlah akhir bagi jalan cinta kita tapi ini adalah awal dari jalan cinta kita..”
THE END
siswa MAN Pangkalan Balai
Dari kejauhan MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALAN BALAI terlihat seorang wanita cantik Brassisca Mayes Saputri sedang mengejar sesuatu, dilewatinya koridor sekolah yang cukup panjang. Nafas yang tergesah– gesah, wajah tampak pucat pasi. Dihentikannya langkah yang membuatnya lelah itu tepat di sebuah pintu kelas XII SAINT TWO COMMUNITY. Perlahan – lahan ia membuka pintu tersebut, dilihatnya para murid duduk dengan tenang memegang selembar kertas soal dan sebuah pena ditangan mereka.
“ Terlambat lagi kau MAYES. “ tegur guru matematikanya.
“Ma..maaf bu, Mayes telat lagi, tapi Mayes janji lain kali Mayes akan datang tepat waktu, bahkan lebih awal”. Bela Mayes.
“Sudah berapa kali kau berjanji Mayes, tapi lihat apakah kau sudah dapat menepatinya, ibu sudah bosan mendengar janji-janji palsumu, sekarang ibu minta kau keluar dan tidak usah mengikuti ulangan kali ini “
“Tapi bu, Mayes ingin ikut ulangan, Mayes mohon boleh ya bu...” pinta Mayes
“Sekali tidak tetap tidak, MENGERTIII” bentak ibu guru
Pintu kelas telah ditutup rapat oleh Ibu LISLIANA yang terkenal dengan kedisiplinannya yang ketat. Mayes berjalan lemas sambil menggigit jari telunjuknya, berjalan menuju halaman belakang sekolah, duduk terlemas bagai orang jatuh tertimpa tangga. Mayes terdiam membisu, tapi tiba – tiba ia tersenyum manis, dibenaknya tersirat pemikiran yang membuatnya senang.
“Ngapain coba gue meratapi nasib yang gak penting kaya gini, mending gue ke kantin gosip deh sama pak de, hihihi..”
Mayes melangkah perlahan-lahan sambil tersenyum, dilewatinya cermin toilet wanita, Mayes berhenti sejenak melihat dirinya dalam cermin untuk merapikan pakaiannya yang sedikit lusuh dan wajahnya yang muram dihilangkan dengan senyuman yang manis. Mayes berjalan lagi melanjutkan tujuan awalnya. Dari kejauhan terlihat tulisan papan kantin “ SOBAT PAK DE “. Mayes menghentikan langkahnya tepat didepan kantin tersebut.
“ kenapa lagi yes, kok wajahnya murung gitu, emm... hari rabu jam pertama gak masuk pasti bu Lis kan..?? hahaha…” tebak pak de’
“Udah tau nanya, eh..pakek ngeledek lagi, paayaaah nih pak de” jawab Mayes
“Iya deh pak de minta maaf, mendingan Mayes sarapan sobat dulu, pasti laperkan, mumpung masih hangat nih..” tawar pak de
“ Gak deh pak de Mayes masih kenyang, dirumah Mayes udah sarapan nasgornya bibi “
“Ya sudah sekarang Mayes maunya apa dong ???”
“Duduk aja deh pak de menghilangkan stress’’
“Ya sudah, pak de tinggal dulu ya mau ngeracik bahan-bahan soto babatnya.”
Mayes kembali duduk termenung sambil menggigit jari telunjuknya yang sudah menjadi kebiasaan lamanya. Matanya melihat kesekeliling lingkungan sekolahnya yang sangat asri dan hening. Tapi tiba-tiba sekilas ia melihat seorang cowok bertubuh tinggi profesional, berkulit sawo matang, berkaca mata, yang sebelumnya belum pernah melihat ada di lingkungan sekolahnya. Dibenaknya Mayes bertanya – tanya siapakah cowok yang dia lihat, apakah murid baru, apa hanya khayalannya saja ???
“Teeeeeeeeetth”, bunyi bel memecah lamunan Mayes, menandakan jam pelajaran pertama usai.
Mayes cepat-cepat berlari menuju kelasnya dan meninggalkan kantin tercintanya itu. Dilihat kelasnya yang ricuh sambil mendengarkan celotehan para teman-teman kelasnya membicarakan tentang soal-soal ulangan matematika yang sangat rumit dan menyebalkan itu, apalagi gurunya yang mengawas tidak pernah mengedipkan matanya. Dan otomatis jangan ada yang mengharapkan bisa menggerakkan tubuh dan kepalanya untuk mencari jawaban kemurid lainnya. Dalam benak Mayes dia merasa senang sekaligus sedih karena tidak dapat mengikuti ulangan. Tiba-tiba guru fisika pak Lusi datang, anak-anak lekas kembali ketempat duduknya masing-masing.
“Anak – anak hari ini kita kedatangan teman baru dari Bandung, silahkan masuk nak..”
Dilangkahkan kakinya murid baru itu dengan perlahan, lalu berdiri tepat didepan para murid. Murid satu kelas terdiam apalagi murid wanitanya yang kebetulan karena murid barunya adalah cowok. Mayes melihat tanpa berkedip dalam hatinya berkata “ cowok ini kan yang gue lihat tadi, berarti gue tadi bukan ngayal dong, hahahaha”
“ Ayo nak perkenalkan dirimu di depan para teman-teman kelas.”
“Nama saya BAGUS BAYU NINGRAT, panggilan Bayu, saya pindahan dari Bandung, Jawa Barat dan saya mohon bantuan dari teman – teman sekalian untuk membimbing saya disekolah yang masih asing untuk saya ini.”
“Ok, sekarang Bayu boleh duduk dibangku yang kosong itu” perintah pak Lusi
“Terima kasih pak”
Bayu berjalan menuju bangku yang kosong tepat disamping kanan bangku Mayes. Bayu duduk tenang memperhatikan pelajaran pak Lusi yang akan dimulai sedangkan Mayes masih memperhatikan wajah Bayu yang dilihat sangat tampan itu. Tiba-tiba Bayu menolehkan wajahnya kepada Mayes dengan melemparkan senyum manis tapi tajam. Mayes merasa tersipu malu dan ia membalas senyuman dari Bayu. Mayes lekas memperhatikan pelajaran fisika yang sedang dimulai karena ia khawatir apabila tidak memperhatikan Mayes akan tertinggal materi pelajaran karena pelajaran fisika dianggap pelajaran yang paling sulit apalagi ujian nasional ada di depan mata. Pelajaran berjalan lancar tidak terasa dua jam terlewati. “ Teeeeth” bel menandakan jam pelajaran ke 3 berakhir. Waktu istirahat tiba para murid bergegas meninggalkan kelas untuk menyerbu kantin sekolah, dikelas hanya ada Mayes dan Bayu, kelas terasa hening, tiba – tiba dari luar terdengar suara wanita memanggil nama Mayes, namanya BRENDA dia sahabat baik Mayes dari kelas X .
“ Mayesku cayang kita ke pak de yuk..” ajak Brenda
“Emmm.... tapi gue males nih. Tadi gue juga udah kesana pas jam pertama..”
“ Pasti loe telat lagi kan. Makanya yes alarm itu dipasang pas samping telinga loe, biar kedengaran !!!!”
“ Iya baweeeeeeeeeeel..”
“ Btw nih cowok siapa yes, kok gue baru lihat, anak baru yah..??”
“ Iya, namanya....”
“ eiitzz biar gue kenalan sendiri, tunggu yah cayang..”
Brenda bergegas meninggalkan Mayes dan mendekati Bayu, tapi tiba-tiba Bayu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar kelas sambil melewati Brenda yang berada didepannya dengan wajah datar.
“Gila tuh cowok sombong amat, gue secantik ini dilewatin, emmm.... nyesel loe ntar, liat aja..” marah Brenda
“Sabar buuk... akakakakak..”
“Uhhh kok ketawa sih bukannya belain... dah ah gue mau balik ke kelas gue aja..”
“Heeeemmmm.. gitu aja marah, ntar pulang bareng gak ??
“ Yaiyalah, sekalian gue maen kerumah loe yah, hehehe “
“Iya deh, ntar ngambek lagi, tunggu di pak de yah”
“Ok, cayaaaang.....”
Tidak terasa jam pelajaran sekolah telah berakhir, para murid rusuh bergerombolan didepan koridor sekolah. Mayes bergegas menuju kantin pak de untuk menjemput sahabatnya yang bawel dan tukang ngambek itu. Tiba-tiba dari kejauhan ada yang memanggil namanya, dilihatnya, ternyata Bayu anak baru itu. Mayes menghentikan langkahnya dan sambil menunggu Bayu yang sedang ingin menghampirinya.
“Ada apa Bay ???” tanya Mayes ramah
“ Gue boleh minjem catatan matematika loe gak ...?” pinta Bayu
“Ooh boleh kok..... bentar ya gue ambil dulu..nih !”
“thanks ya, besok dah gue balikin kok, gue balik duluan yah’’
“Ooh iya sama-sama..”
Bayu meningggalkan Mayes yang terlihat bengong tak percaya kalau ada seseorang seperti malaikat menghampirinya. . Tiba – tiba ia teringat akan Brenda yang telah menunggunya untuk pulang bareng ke rumah Mayes. Setelah Mayes menemui Brenda, mereka langsung menuju halaman parkir untuk mengendarai Honda Jazz berwarna biru untuk pulang kerumah Mayes. Setelah tiba dirumah Mayes, mereka melihat keadaan yang sangat sepi dan begitu hening, karena orang tua Mayes sedang bekerja dan dirumah hanya ada bibi saja yang menemani Mayes.
“ bibiiik...” panggil Mayes
“Iya sayang .” jawab bibi
“Hai... bibiku yang lucu..” sapa Brenda
“ Eh,, ada non Brenda yang suka baweeel” jawab bibi
“Emm bibi dipuji malah ngeledek ..”
“Makan dulu yuk non.. “ ajak bibi.
Mayes dan Brenda beranjak ke ruang makan dan melihat masakan bibi yang begitu lezat. Sehingga mereka merasa sangat lapar. Setelah makan bersama Mayes dan Brenda bergegas naik lantai atas ke kamar Mayes yang semua barang-barangnya berwarna biru beserta cat dindingnya karena Mayes pecinta warna biru. Mereka langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur Mayes yang empuk itu sambil menarik nafas panjang. Tidak terasa awan yang begitu cerah kini berubah menjadi kelam. Brenda lekas berpamitan dengan Mayes dan bibi untuk pulang.
“ Gue pulang dulu ya cayaaang, bi Brenda pulang yah..”
“Iya Brenda, ati-ati” jawab Mayes
“ Oce boz. Sipp “
Mayes beranjak ke kamar dan mandi karena tidak sempat mandi lagi tadi ketika bersama Brenda. Selesainya Mayes membongkar tasnya yang berwarna biru untuk melihat apakah ada tugas yang diberikan guru. Haaaa dengan tawanya dia berkata gak ada PR berarti Mayes bisa tidur lebih awal dan bisa membuktikan kepada ibu LIS untuk datang on time. Ditarik selimut tebalnya perlahan ia menutup mata dan tertidur pulas tanpa ada beban sedikitpun dibenaknya.
Cuaca yang awalnya gelap kini telah cerah yang dilimuti oleh embun pagi yang sangat sejuk. Mayes beranjak dari tempat tidur lalu bergegas take a bath and prepare go to school. Setelah usai semuanya, Mayes mengendarai mobilnya dan menikmati suasana pagi dijalan menuju sekolahnya. “MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALAN BALAI “ tertulis jelas di atas gerbang sekolah nama sekolah Mayes. Tepat pada waktunya karena kali ini Mayes berusaha membuktikan kepada ibu LIS bahwa Mayes bisa datang lebih awal.
Mayes melangkahkan kakinya menuju kelas, setelah Mayes didepan pintu kelas, pandangannya tertuju pada bangku tepat di sebelah kanannya yang masih kosong. Dalam hatinya bertanya kenapa Bayu belum datang padahal 5 menit lagi udah bunyi bel masuk.
Teeeeeeetth.... bunyi bel sekolah tanda jam pelajaran pertama akan di mulai. Tiba-tiba pintu kelas yang awalnya tertutup kini terbuka, ternyata Bayu anak baru itu baru datang, dengan nafas yang tak teratur. Bayu duduk sambil mengatur nafasnya. Tetapi ada yang aneh pada wajahnya yang pucat seperti orang yang sedang sakit parah karena kehabisan darah dan tenaga. Ingin rasanya Mayes bertanya pada Bayu dan menawarkan pertolongan tapi Mayes merasa malu untuk berbicara pada Bayu.
Jam pelajaran pertama matematika berjalan lancar dengan baik tetapi mengapa kondisi Bayu belum juga membaik. Kali ini Mayes harus membuang perasaan malu nya itu, ia tidak bisa melihat Bayu dengan keadaan yang semakin memburuk ini.
“Bay loe nggak apa-apa kan?” Tanya Mayes
“Ng..gak apa-apa kok, cuma sesak dikit aja..” jawab Bayu dengan nafas yang terhengal-hengal.
“Loe yakin Bay? Tapi wajah loe pucet banget..”
“Ngak kok gue cuma capek aja..”
“Ke UKS yah..!!” ajak Mayes
“Ngak usah.., loe ngerti nggak sih, kalo gue bilang nggak usah berarti gue nggak mau..!!!” marah Bayu
Dengan wajah yang bingung Mayes memperhatikan sikap Bayu padanya, tetapi tidak lama Mayes langsung membela dirinya yang sempat terinjak-injak oleh sikap Bayu padanya.
“Loe kenapa sih Bay? Gue cuma berusaha menolong aja kok, emang salah apa gue? kalo loe gak suka nggak perlu bentak-bentak gitu kan?!? Gue jadi merasa menyesal punya niat buat nolong loe” Bela Mayes, lalu ia berlari menuju toilet wanita sambil meneteskan air matanya ia berbicara pada cermin.
“kenapa gue harus nangis? Kok gue jadi lemah gini sech, dia itu bukan siapa-siapa gue, kenapa gue jadi merasa bersalah gini sih..”
Teeeeeeeeetth..ternyata bel sekolah yang kali ini memberi pengumuman bahwa hari ini para murid diperkenankan agar melanjutkan pelajaran di rumah dikarenakan para guru akan mengadakan rapat untuk membicarakan tentang kegiatan ujian nasional. Para murid bersorak gembira mendapat pengumuman tersebut, tetapi tidak untuk Mayes yang masih menunjukkan wajah sedihnya. Tiba-tiba dari samping kanannya seorang lelaki menghampirinya sambil berjalan memegang dadanya.
“Mayes gue minta maaf ya..”
“Buat apa ? nggak ada yang perlu dimaafkan..”
“Tapi May gara-gara gue loe jadi nangis kan.. tadi anak-anak bilang ke gue.. bener deh May tadi itu gue lagi emosi, maaf ya May.. loe mau kan maafin gue ?”
Maaf yang tulus dari dalam hati Bayu sama sekali tidak ada tanggapan dari Mayes, bahkan Mayes pergi begitu saja dari hadapan Bayu dengan meninggalkan kegelisahan pada hati Bayu.
“Kenapa sih gue bego’ banget, kenapa harus Mayes yang kena imbasnya, cewe sebaik dia harus gw bentak-bentak, kenapa..?”
“Bay..” panggil Mayes dari belakang.
“May..loe ??”
“Gue maafin kok, tapi loe jangan kayak gitu lagi ya ke gue..JANJI..”
“Iya gue janji.., oh ya yes nanti malam loe mau kan dinner together with me ? sebagai tanda permintaan maaf gue.” pinta Bayu
“Hmm gimana yah ?? Ok deh, tapi gue nggak mau loe telat ya datangnya” kalo telat mungkin ini ‘pertemuan terakhir’ kita..” ancam Mayes
“ Gue harap ini bukan saat terakhir gue bisa ngeliat loe dan loe bisa ngeliat gue.”
“ Ok..deal .”
“Di Cafe Love ya..”
Malamnya Mayes sudah bersiap-siap dangan gaun berwarna biru muda kesukaannya yang cantik. Dengan perasaan yang happy karena cowok yang disukainya dari awal pertemuan, mengajak dia dinner together, apalagi diCafeLove.
Di rumah Bayu terlihat sepi hanya ada seorang pembantunya. Karena orang tuanya yang kerja diluar kota. Malam ini Bayu terlihat tampan dengan kemeja polos berwarna putih dengan jeans berwarna hitam. Di benak Bayu tujuan ia mengajak Mayes dinner, because Bayu ingin menyatakan perasaannya kepada Mayes, ternyata dari awal bertemu, Bayu merasa bahwa Mayes lah yang cocok untuknya.
Mobil CRV berwarna silver meluncur dengan cepat menuju cafe love. Di kursi depan mobil tepat disebelah Bayu ada setangkai bunga mawar merah dan sebuah cincin. Ternyata Bayu menyiapkkan dari jauh-jauh hari. Mobil Bayu pun memasuki halaman parkir. Lalu Bayu keluar mobil dengan senyum manisnya, ia berjalan melewati kerumunan para pasangan yang sedang kencan. Bayu berhenti sejenak menyiapkan mentalnya untuk menyatakan cinta pada Mayes.
Tiba – tiba Bayu diam, tak dapat membuka mulutnya, matanya terasa berat untuk melihat, tubuhnya terasa lemah ingin jatuh. Bayu hanya diam dan berusaha untuk menggapai tembok yang ada disekitarnya. Tiba- tiba bruuuuuk..Bayu terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Di rumah sakit Siti Khadijah Bayu dirawat intensive di ruang ICU tidak sadarkan diri. Bayu terlihat seperti orang yang tak bernyawa. Salah satu tangannya di infus, dengan bantuan pada hidungnya sebuah sambungan oksigen. Ternyata sudah hampir 12 tahun Bayu mengidap kelainan jantung dari umur 5 tahun, ia juga sempat dioperasi tetapi operasi itu tidak mempengaruhi agar kondisi Bayu membaik.
Diluar ruang itu seorang wanita cantik menunggu dengan gelisah, ternyata itu Mayes, ia yang membawa Bayu ke rumah sakit. Dipikiran Mayes hanya terlintas tentang penyakit Bayu yang tidak diketahuinya.
Sambil memegang bunga dan cincin yang akan diberikan Bayu pada Mayes. Mayes mengeluarkan air mata yang penuh dengan rasa kepanikan. Mayes protes terhadap yang kuasa, mengapa harus Bayu yang mengalaminya padahal Bayu adalah anak yang baik. Ia merasa Tuhan tidak adil padanya. Kenapa disaat dia telah bisa mencintai seseorang, keadaannya seperti ini, keadaan yang bisa merenggut nyawa orang yang dicintainya. Baru beberapa hari saja Mayes telah memiliki perasaan yang sama seperti Bayu. Begitu indahnya keajaiban cinta mereka, karena cinta mereka timbul tanpa kebersamaan. Bayu pendiam dan Mayes pemalu.
Dari kaca ruang ICU Mayes menatapi Bayu yang lemah tak berdaya. Mayes hanya bisa menangis, dalam hati ia berkata “ apakah siang tadi adalah pertemuan terakhirku dengannya, berbicara, tersenyum dengan Bayu. Tiba-tiba seorang suster menawarkan Mayes untuk masuk melihat Bayu di dalam, tentu saja Mayes mau dan langsung masuk menggunakan baju yang sudah di sterilisasi. Perlahan-lahan Mayes mendekati Bayu dan berusaha menggapai tangan Bayu yang pucat, sambil meneteskan air mata Mayes berkata..
“Kenapa sih Bay loe giniin gue, bangun dong Bay, ayo kita ke cafe dan dinner together. Kenapa loe melanggar janji loe sendiri, gue nggak mau kalo hari ini adalah saat terakhir gue bersama loe, gue mohon bangun Bay..!!!”
Tiba-tiba jari telunjuk Bayu bergerak, yang berarti ia telah sadarkan diri walaupun belum maksimal. Mayes lalu tersenyum bahagia dan memeluk tubuh Bayu yang masih terbaring lemah. Bayu hanya bisa tersenyum manis pada Mayes. Dengan terbata-bata Bayu berbicara pada Mayes.
“Ja...jangan nangis, gue nggak mau liat loe sedih..!!” bujuk Bayu
“Bay loe jangan pernah tinggalin gue yah…”
“Iya loe tenang aja, gue nggak akan tinggalin loe kok, gue akan tetep ada di samping loe..”
“Bener ya loe janji.”
“May, sebenernya gue mau ngomong sesuatu sama loe”
“Apa..?”
“Dari awal gue ketemu loe, gue dah ngerasa kalo gue suka sama loe.”
“Maksud loe..?”
“Loe mau nggak jadi pendamping hidup gue buat selamanya? Kita berusaha jalanin dulu kok nggak langsung ke jenjang serius itu.”
“sebenarnya gue juga sama Bay, dari awal kita ketemu gue udah ngerasa care ama loe, tapi gue malu aja kalo ada di deket loe.”
“Jadi sekarang kita jadian kan..?”
“Iya gue mau jadi pendamping loe, tapi loe janji jangan pernah tingggalin gue sendirian kayak tadi yah..”
“Iya gue janji deh.”
Tawa riang mereka berdua telah kembali. Hari semakin gelap Mayes pun memutuskan untuk pulang kerumah karena besok ia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Mayes pun berpamitan dengan Bayu dan berkata “I love you”.
Keesokan harinya disekolah Mayes menceritakan semuanya kepada sahabatnya Brenda tentang apa yang terjadi pada Bayu. Brenda ikut senang dan bercampur sedih tentang apa yang terjadi pada Bayu dan Mayes semalam. Bel sekolah pun berbunyi menandakan bahwa pelajaran pada pagi hari ini akan dimulai.
Dikelas Mayes terlihat sedikit berbeda, karena para guru berdatangan seperti ingin mengadakan rapat di kelas dan anehnya para guru mengenakan seragam berwarna hitam dengan kepala sekolah berada di barisan paling depan di antara para guru.
“Anak-anak yang ibu cintai, hari ini kita patut bersyukur kita masih dapat berkumpul disini karena ada salah seorang teman kita di kelas ini yang telah pergi ke sisi-Nya tadi malam pukul 24.00 di RS Siti Khadijah..”
Mayes merasa ada yang janggal dengan pengumuman ini, dalam benaknya apakah orang yang dimaksud tadi itu Bayu, tapi tidak mungkin karena saat itu Bayu telah sadarkan diri dan keadaannya saat itu sudah stabil dan kalau pun itu benar kenapa ia tidak memberi tahu ku semalam.
“Anal-anak hari ini ibu mengajak kalian semua untuk datang ke makamnya dan memberi doa agar ia diterima di sisi Allah SWT.” Ajak kepala sekolah.
Semua murid pun bergegas keluar kelas dan menuju masuk kedalam kendaraan yang telah disiapkan oleh sekolah. Diperjalanan Mayes masih berfikir siapakah orang yang dibicarakan dari tadi dan Mayes pun berharap kalau itu bukan Bayu orang yang ia cintai. Pemakaman pun sudah mulai terlihat dari kejauhan dan terlihat beberapa orang berkumpul sambil membawa beberapa keranjang bunga.
Mayes perlahan-lahan mendekati makam yang mereka tuju dan melihat siapa sebenarnya orang yang dimaksudkan dari tadi. Setelah terlihat oleh Mayes batu nisan yang menancap di atas makam tersebut. Mayes terdiam tak berdaya melihat bahwa yang tertulis di batu nisan adalah “BAGUS BAYU NINGRAT” Mayes tak menyangka bahwa orang yang ia cintai dan telah berjanji untuk tidak meninggalkan ia sendirian telah pergi untuk selamanya. Dipegangnya batu nisan tersebut sambil menangis, lalu tiba-tiba datang seorang wanita sambil memberikan sebuah kertas yang bertuliskan “UNTUK MAYES TERSAYANG”.
“Bayu telah bercerita banyak tentang kamu..” tegur mama Bayu.
“Tante mamanya Bayu ??” tanya adel.
“Iya, tante tahu perasaan kamu saat ini, sabar ya sayang..” jawab mama Bayu.
“Mayes juga turut berduka tante..”
Diperjalanan pulang air mata Mayes tak henti-hentinya keluar. Sesampainya dirumah Mayes pun membuka kertas yang telah diberikan oleh mamanya Bayu tadi saat di pemakaman. Perlahan-lahan ia membuka sepucuk surat dari Bayu dan membacanya yang berisikan.
“Mayes sayang mungkin saat kamu membaca surat ini, aku udah gak ada lagi disamping kamu, untuk menemani hari-hari kamu, maaf May sungguh aku nggak mau meninggalkan kamu, tapi keadaan yang telah memisahkan kita. Penyakit yang aku alami yang telah memisakan kita, tapi ini sudah takdir dari yang kuasa. Kita tidak boleh menyalahkan siapapun. Walaupun aku telah pergi jauh untuk selamanya tetapi aku akan selalu ada di sisi kamu untuk selamanya. Kamu jangan sedih terus ya, Mayes jangan khawatir semua cinta kasihku buat kamu akan selalu tersimpan, walau batu nisan kini telah memisakan dunia kita namun cintaku pada mu akan selalu bersama. Aku harap Mayes mencari pangganti aku, Mayes nggak boleh sendirian. Sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bermaksud menyakiti perasaan Mayes tapi keadaan inilah takdir kita. Jangan pernah melupakan aku ya May, karena aku akan selalu ada di samping kamu, di hatimu. Selamat tinggal my lovely
Cintamu
“Bayu”
Hati Mayes bagai tertusuk ribuan duri, dan Mayes berusaha mengikhlaskan kepergian kekasih yang sangat di cintainya dan ia pun mencoba untuk tersenyum kembali.
“Bay aku tahu kamu selalu ada di sisi aku, makasih ya udah mau ngebahagiain aku, aku akan ngerelain kepergian kamu, aku ikhlas..walaupun kemaren adalah hari terakhir kita bersama bukan berarti ini saat terakhir aku mencintaimu..”
Sambil tersenyum Mayes mengambil sebuah foto Bayu yang ada di atas meja belajarnya dan berkata “ini bukanlah akhir bagi jalan cinta kita tapi ini adalah awal dari jalan cinta kita..”
THE END